Warung Bebas

Saturday, May 12, 2012

Coretan Hitam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak

Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet100 di Gunung Salak menjadi berita yang paling hangat dikabarkan media masa akhir-akhir ini. Penelusuran kecelakaan Pesawat Sukhoi tersebut masih terus dilakukan, baik dari segi penyebab jatuhnya pesawat sukhoi maupun dari segi pencarian korban yang masih belum ditemukan. Nah berikut ini, aku akan memberikan opini yang tentunya agak nyelneh dan unik. So, harap dibaca Coretan Hitam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.

Pesawat Sukhoi Superjet 100

Berita Terpopuler Lain Memudar
Seperti biasa di negeri yang agak aku cintai ini, kalau ada tragedi ataupun persoalan baru, sederet persoalan lama kiranya seakan sedang terhenti di lampu merah. Lihatlah cover depan koran pagi, berita di televisi yang selalu memberikan kabar terbaru seputar jatuhnya pesawat sukhoi.

Lalu dimanakah kabar-kabar rating tinggi sebelumnya, seperti polemik intern di partai golkar atau berbagai versi penyerangan MMI pada diskusi buku Allah, Love and Liberty?

"kalau itu sih masih nggak masalah, yang aku kuwatirkan adalah jangan-jangan pemerintah dan para aparat penegak hukum juga nggak mau ketinggalan berita terupdate seputar jatuhnya pesawat sukhoi di gunung salak, lalu ninggalin atau menunda tugas dan kewajibannya deh", pikirku.

"Sibuk ngucapin belasungkawa, ngadain konferensi pers, nyari kambing hitam, pokoknya semuanya nggak mau ketinggalan deh", pikiranku tambah ngawur (peace !).

Siapakah Kambing Hitam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet100
Berbicara kambing hitam, istilah tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari dunia politik dan tampaknya sudah menjadi budaya, seperti yang pernah dinyanyikan Bang Iwan Fals.

Lalu siapakah kambing hitamnya kali ini, telsuri sendiri ya. Gampang kok nyarinya, tinggal tunggu aja para pihak yang terkait dengan jatuhnya pesawat sukhoi dalam memberikan argumennya, apakah rasional ataukah mengada-ngada.

Misteri Segitiga Bermuda
Tragedi Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet100 (SSJ-100) saat melakukan 'joy flight' dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu, Rabu 9 Mei 2012, sering dikaitkan dengan istilah "Segitiga Bermuda".

Segitiga Bermuda yang dimaksudkan disini adalah Segitiga yang terbentuk antara Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Gunung Gede. Lokasi ketiga Gunung tersebut memang berdekatan. Gunung-gunung tersebut konon katanya sangat angker dan aneh baik dari segi sejaranya maupun banyaknya kejadian aneh yang tak dapat dijelaskan secara rasional.

Versi lain, merujuk ke Segitiga Bermuda--garis imajiner yang menghubungkan tiga wilayah yaitu Bermuda, San Juan - Puerto Rico, dan Miami di Amerika Serikat--Gunung Salak, lokasi jatuhnya Sukhoi, disebut-sebut memiliki medan magnet besar.


Paranormal Ki Kusumo mengatakan: "Di beberapa tempat, ada wilayah yang menolak energi, dan ada juga yang menghisap. Itulah kenapa ada wilayah yang disebut segitiga bermuda. Ini memang harus kita percayai, meski mungkin sebagian orang akan sulit menerima dengan akal sehat,” Dia juga menambahkan agar Masyarakat Indonesia tidak meremehkan hal-hal mistis dan ghaib seperti ini, karena hal ghaib memanglah benar adanya.

Kecelakaan pesawat yang pernah jatuh di Gunung Salak yang dihimpun dari berbagai sumber.
  1. 10 Oktober 2002. Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor. 1 tewas.
  2. 29 Oktober 2003. Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, 7 tewas.
  3. 15 April 2004. Pesawat Paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport, jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban 3 orang tewas.
  4. 20 Juni 2004. Pesawat Cessna 185 Skywagon, jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. 5 orang tewas.
  5. Juni 2008. Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. 18 orang tewas.
  6. 30 April 2009. Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Korban: 3 tewas.
  7. 9 April 2012. Pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia jatuh di Gunung Salak. Jumlah penumpang 46 orang.

Bantahan Ilmiah atas Segitiga Bemuda
Menanggapi hal di atas, Ahli geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Budi Brahmantyo, mengatakan setiap gunung di dunia memang memiliki medan magnet pada bebatuannya. "Namun, pengaruh magnetnya tidak terlalu besar," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis 10 Mei 2012.

Demikian pula di Gunung Salak. "Saya nyatakan, tidak ada kaitannya dengan medan magnet yang berada di batu-batuan gunung tersebut. Itu secara ilmu geologi," kata dia. Kalaupun ada medan magnet, yang saking besarnya hingga bisa menyedot pesawat terbang, pasti efeknya akan terlihat di wilayah sekitarnya. "Kayaknya akan terjadi gempa dan bahkan menara-menara di kawasan Gunung Salak akan tersedot medan magnet tersebut," tambah dia. Namun, yang terjadi tidaklah demikian.

Bantahan senada sebelumnya juga diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono. Ia mengatakan, jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak tidak disebabkan oleh medan magnet bumi.

"Semua ciptaan Tuhan ini ada medan magnetnya, hanya saja tidak terlalu besar porsinya. Seperti yang terjadi di atas Gunung Salak, di mana tidak ada kaitannya dengan medan magnet bumi atau yang banyak disebut sebagai 'Segitiga Bermuda'," terang Surono kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis 10 Mei 2012.

Surono menjelaskan, jika memang pesawat saat di atas puncak gunung masuk ke ruang hampa udara itu bisa saja karena adanya tekanan awan dan angin yang begitu kencang. "Faktor angin di atas ketinggian gunung tersebut, menjadi faktor penyebab pesawat berada di ruang hampa udara, jadi bukan karena magnet bumi atau apa yang disebut 'Segitiga Bermuda'," kata Surono.

Mengapa Membeli Pesawat Sukhoi
Pesawat komersial pertama yang dibuat pihak sukhoi rusia mulai diperkenalkan pada tahun 2007 dengan nama Sukhoi Superjet 100.

Pihak Sukhoi mengklaim Superjet 100 tergolong pesawat regional dengan biaya operasional murah, namun ditilik dari spesifikasinya pesawat ini memiliki beban lebih dari 2 ton dari yang disampaikan maspakai penerbangan.

Masalah Sukhoi Superjet 100 tidak hanya itu, penelusuran sebuah stasiusn televisi Rusia menemukan 70 orang insinyur yang terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut ternyata berijazah palsu. Tak heran saat Sukhoi itu masuk pasar, sejumlah kebobrokan terkuak, saat akan mulai dioperasikan maskapai penerbangan Rusia Aeroflot, masalah kebocoran pada pipa AC, memaksa pesawat kembali dikandangkan.

Saat ini Sukhoi Superjet 100 memiliki target untuk menjual sekitar 1000 unit pesawat yang dibabdrol sekitar Rp239 miliar per unit. Sebetulnya harga pesawat ini jauh lebih mahal daripada pesawat sekelas yang diproduksi Embraer dari Brasil dan Bombardier Kanada.

Ops kelupaan, kalau dibiarin gini terus, para tersangka dan terdakwa yang sedang dalam penyelidikan maupun penyidikan mungkin sedikit bahagia karena kasusnya kurang diurusi. Apalagi para tokoh kontroversi seperti para nominasi di seputar indonesia awards. Sekali lagi peace !!!!.
Hitam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak (end).

0 comments em “Coretan Hitam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak”

Post a Comment