Warung Bebas

Tuesday, October 2, 2012

Akal Bulus Ketahuan Asisten Dosen

Tadi pagi, tepat jam 07.00 harus sudah memasuki ruangan untuk mengikuti mata kuliah Hukum Asuransi. Karena jika telat dan materi sudah mulai disampaikan, ya terpaksa tak ada ilmu dan absensi/kehadiran yang bisa didapat. Disiplin banget kan, tapi dari dulu aku tidak pernah memperdulikan dosen killer atau nggak, semua terserah padaku. Kalau ingin masuk ya masuk, kalau ingin menghabiskan waktu di depan laptop ya bolos.

catatan harian akal bulus

Kali ini merupakan pertemuan ke-4 dan ini adalah pertama kalinya aku mengikuti mata kuliah tersebut (pemalas sekali diriku :p). Dan seperti biasanya, pada pertemuan keempat dan kelipannya, aku sering masuk. Mengapa?, ya karena aku akan memasang taktik serangan balik full attack, he he apaan tuh!!!.

Kertas presensi di dalam map yang biasa digunakan fakultasku (fh-ub) untuk mendata mahasiswa yang hadir dan nggak tuh berisikan 4 kolom, pertemuan pertama hingga ke-4. Kalau kolom tersebut sudah penuh ya ganti kertas presensi lagi. Jadi, aku memilih hadir pada pertemuan keempat, biar aku bisa mengisi kekosongan kehadiranku sebelumnya. Tapi ya ngeliat kebiasaan dosen juga, kalau yang biasa manggil satu persatu ya pasti nggak bisa, kalau absensi nya dibagikan ke mahasiswa, ya itulah saatnya beraksi.

Tiga puluh menit sebelumnya, saat perjalan menuju kampus, aku mampir dulu ke indomaret untuk membeli tip-x. Buat apa?, ya anda bisa pikirkan sendiri, he he. Ya gunanya yang pasti untuk menghapus tanda strip atau silang yang ada di kolom namaku di buku kehadiran. Kalau nyilangnya pakai bolpoin sih oke oke aja, tinggal tanda tanganku atau cawang aku tumpuk di atasnya. Nah kalau pakai spidol, wah itu yang wajib pakai tip-x.

Jam kuliah hukum asuransi berakhir, jurnal presensi baru dibagikan ke mahasiswa. Dosennya duduk di depan tidak memperhatikan, asyik batinku dalam hati. Aku pun menunggu giliran dan siap-siap untuk menghapus tanda silang atau strip, dan sampai juga saatnya untuk menerapkan akal bulus. Waktu lagi menghapus dua tanda silang dengan tip-ex, eh ada suara perempuan yang mengagetkanku.

"ngapain mas", tanyanya ketus.
"nggak bu, ini lho kemarin-kemarin selalu telat jadi nggak boleh masuk kelas", jawabku dengan mencari alasan secepatnya. Aku pun langsung menyadari, dia kelihatannya asisten dosen yang aku kira mahasiswi yang sejak awal duduk di belakangku.
"ya nggak bisa mas, kalau nggak masuk ya nggak dapat absen", ujarnya dengan raut wajah seram.

Aku pun tak membalas ucapannya, aku pun kembali memberi tanda silang pada absensi kehadiranku yang sudah aku hapus. Ah siaaaaaal rencanaku gagal', gerutuku dalam hati. Gara-gara aku nggak tahu kalau dosenku ini punya asisten dosen, akal bulus yang sudah kupersiapkan dengan matang, jadi sia-sia.

Akal Bulus Ketahuan Asisten Dosen - Itulah keluhanku untuk hari ini, semoga nggak bosan membaca catatan harianku. Dan ingat, caraku di atas jangan ditiru ya 'nggak baik'. Tapi kalau ingin anda coba, ya silahkan tapi tanggun sendiri resikonya he he. Untuk cara-cara nakal lainnya, masih banyak lho tapi nggak aku bagikan karena itu rahasia negara ha ha.

Monday, October 1, 2012

Puisi Pagi | Sebuah Harapan

Puisi Pagi | Sebuah Harapan

Fajar tertepis hangatnya sinar mentari,
Walau ku masih ingin memeluk kedamaian pagi,
Menenangkan jiwa yang kian rapuh,
Terkikis kesepian hati yang berlarut-larut.

Hari yang berlalu adalah hampa,
Kosong, ibarat tersesat di hamparan padang ilalang,
Tanpa arah, mengalir menggapai nafsu,
Menepiskan akal, tenggelam dalam dunia fatamorgana.

Ku berharap hari ini benar-benar ada,
Tak hanya diam, terinjak takdir kehidupan,
Tak hanya bersandar alasan, berpaling dari kenyataan,
Karena ku ingin melukis pelangi di sepanjang hidupku.

puisi pagi

Nasehat:
Hidup lebih menyenangkan jika penuh warna, tak peduli warna apa yang akan kita tuangkan pada lembar kehidupan kita.

tags: puisi, pagi, harapan, syair, kehidupan