Warung Bebas

Saturday, January 28, 2012

Aku Pelacur, tapi Bukan Wanita Panggilan

Cerpen: Aku Pelacur Tapi Bukan Wanita Panggilan

Pelacur dan Wanita Panggilan

Jangan membayangkan sosokku seperti pelacur pada umumnya, yaitu dengan pakaian sexi dan menggoda, aku berpenampilan sangat sopan dan tampak sangat religi, aku juga tidak akan bisa di temukan di panti pijat atau di rumah bordil, carilah aku di rumah ibadah di sebuah gereja, karena aku aktivis di sana, dan aku juga ikut bergabung dengan anggota paduan suara dan selalu menyanyikan lagu-lagu demi kemuliaan Tuhan, tapi sebetulnya itu hanya caraku menutupi identitasku dimata komunitasku.

Tak seorangpun yang tahu bahwa aku seorang pelacur, kecuali aku dan Tuhan. Aku sangat rapat menyimpan profesiku ini. Dan aku juga tidak menjual diriku pada sembarang orang, aku sadar betul resiko ketularan penyakit kelamin dan lebih bahaya lagi penyakit aids. Aku hanya mau tidur dengan laki-laki baik-baik yang riwayat hidupnya bersih dan tergolong suami setia, tentu laki-laki itu harus laki-laki yang banyak uangnya dan tidak pelit, sehingga dia tidak akan segan-segan mengeluarkan isi dompetnya beberapa lembar untukku setelah puas menikmati pelayanannku.

Bagaimana aku menjerat korbanku? Begitu mungkin pertanyaan anda sekalian.

Aku akan mencari teman-teman lamaku di jejaring sosial yang sedang trend saat ini, yaitu facebook, biasalah aku lalu berbagi kabar berita, kami bercerita tentang aktivitas kami dan aku akan dengan senangnya berbagi cerita tentang aktivitasku dan kisah hidupku yang aku ceritakan setragis mungkin, sehingga menimbulkan belas kasihan.

Aku akan bercerita bagaimana aku kehilangan suamiku dan bagaimana aku membesarkan Indira anak gadisku seorang diri. Lalu aku akn menceritakan bisnis yang sedang aku jalani, yaitu menjadi suplier kebutuhan kantor, dari teman-teman lamaku itu aku minta dicarikan peluang di perusahaan mereka atau teman-teman mereka, barangkali ada yan bisa memasukkan aku menjadi salah satu suplier di kantor mereka.

Dari perkenalan seperti ini, barulah aku bisa meneliti calon korbanku, bisa temanku yang mengenalkan aku atau bisa juga teman dari temanku yang akan bekerjasama denganku.

Biasanya obrolan ku awali dengan bertanya tentang kegiatannya, kesehariaannya, keluarganya, lalu akupun mulai bercerita tentang kehidupanku, perjuanganku membesarkan anak gadisku Indira, bagaimana Bapaknya Indira meninggalkan kami,tentu saja aku bercerita dengan sedikit menitikkan air mata. Kalau laki-laki itu sepertinya mudah jatuh kasihan aku akan terus menangis sampai dia mengulurkan tangannya untuk memelukku dan selanjutnya aku akan membuatnya tak lagi mampu melepaskan aku. Obrolanpun kami lanjutkan ke kamar hotel, dan sebelum laki-laki itu merapikan bajunya, dia akan menyerahkan beberapa lembar rupiah berwarna merah, atau kalau aku sedang beruntung aku bisa mendapatkan beberapa lembar dolar:

”untuk Indira.” Begitu kata mereka biasanya sambil menyerahkan beberapa lembar rupiah berwarna merah.

Begitulah kira-kira cara kerjaku.
Tapi bukan berarti aku selalu berhasil menjerat korbanku, pernah suatu ketika aku kembali berjumpa dengan teman masa remajaku di Face book, temanku ini berasal dari keluarga baik-baik dan berada, dan aku dengar dia juga sekarang menjadi seorang yang cukup berhasil dalam berkarir, dia mempunyai jabatan penting di sebuah BUMN dan punya keluarga yang bahagia, kehidupan rohaninyapun sangat bagus. Laki-laki seerti inilah yang sangat aku sukai untuk aku jadikan korban pemuas nafsu sekaligus sumber penghasilan.

Kebetulan lagi dia masih terhitung kerabat denganku, kerabat jauhlah.

Singkat cerita,lewat facebooklah kami akhirnya menjalin komunikasi lagi, bertukar nomor HP, dan berjanji untuk bertemu di Ancol pada suatu waktu untuk membicarakan bisnis tentu saja. Aku berharap dari sini pertemuan akan berlanjut kekamar hotel dan beberapa lembar rupiah akan keluar dari dompetnya untukku atau mungkin dia akan menanyakan nomor rekeningku dan akan menstranfer sejumlah angka untuk membayar pelayananku.

Pria ini sudah hampir terjerat dengan perangkapku, dia jatuh kasihan padaku, karena mendengar kisah hidupku dan malah sepertinya hampir jatuh cinta padaku, kesempatan ini benar-benar tidak akan aku sia-siakan, lewat statusku di Face book aku selalu menggambarkan kisah kasih kami dan perasaanku padanya. Syair-syair lagu yang hampir mirip dengan kisah kami selalu aku jadikan status di FB-ku, berharap laki-laki itu akan membacanya dan makin jatuh cinta padaku.

Harapanku hampir berhasil ketika suatu ketika aku menerima telp dari seorang perempuan, bersuara merdu.

“Dengan Paulina?” Sapanya dari seberang sana.
“Ya…,” Aku menjawab setengah ragu-ragu.
“Aku Istrinya Lee, bisa kamu berhenti menelephone suami saya?” Katanya tegas tapi tanpa nada marah.
“Apa hakmu melarang aku menelephone, aku berhak menelephone siapa saja yang aku mau?” Kataku sengit.

“Kamu memang berhak menelephone siapa saja yang kamu mau, tapi itu bukan suamiku, apalagi hal itu kamu lakukan hampir tiap hari dengan durasi hampir satu jam, dan pada jam-jam kerja, yaitu sekitar pukul 10.00 s/d. 11.30, itu tentu aja sangat menganggu kinerja suamiku yang sedang mencari nafkah untuk anak dan istrinya, kalau sampai sumaiku di pecat dari tempat kerjanya apa kamu mau tanggung jawab Paulina?” Tanyanya telak. Aku terhenyak di tempat dudukku, tapi aku masih ingin membela diri.

“Sebaiknya kamu jangan terlalu curiga dech, suamimu itu masih ada hubungan saudara deganku. “ Kataku mencoba untuk menerangkan.

“Saudara? Saudara yang bisa diajak bercinta? Begitu maksudmu Paulina? Aku sangat tahu siapa dirimu Paulina, selain kamu pernah hampir dipenjara gara-gara kasus penipuan, sepak terjangmupun aku sangat tahu, mungkin kamu bisa bersembunyi dari banyak orang tentang siapa dirimu, tapi tidak dari aku Paulina, dan kamu harus tahu bahwa suamiku, aku pastikan tidak akan menjadi korbanmu berikutnya.” Klik…telp ditutup, meninggalkan aku yang bengong di tempat dudukku, serta seribu tanya di kepalaku, dari mana wanita itu tahu banyak tetang aku? Sampai dia tahu persis daftar pria yang pernah tidur denganku, tidak semua memang, tapi dia tahu sebagian besar, membuatku sama-sekali tidak bisa menjawab, dia juga tahu bagaimana trik-trikku menjerat korbanku dengan sangat mendetail dan tepat.

Sejak itu, aku tak lagi pernah mendengar kabar tentang calon korbanku itu, Hpnya susah di hubungi, FB-nya tak lagi aktive seperti dulu. Aku benar-benar kelabakan dan juga penasaran….
Ehm…..karena aku gagal menjerat kobanku kali ini, mungkin anda bisa menjadi korban selanjutnya….maka inilah kisah hidupku.
Namaku Paulina, aku lahir dari sepasang suami istri yang menikah tanpa restu orang tuanya, nenek dan kakekkku, dari kawin lari inilah terlahir aku.

Aku memiliki 2 orang anak gadis, anak pertamaku lahir, karena hubunganku dengan pacarku sebelum kami menikah, setelah tahu aku hamil, pacarku berniat menikahiku, tapi malang tak dapat di tolak dia mengalami kecelakaan dan meninggal sebelum sempat menikahiku.

Anak ke – 2 ku berumur sekitar 10 tahun, hasil pernikahanku dengan suamiku yang meninggalkanku begitu saja ketika usia Indira baru 2 tahun, aku tidak tahu dimana laki-laki itu kini berada, sebetulnya aku tidak terlalu menyalahkan bapaknya Indira yang meninggalkanku, dia pergi karena mendapati aku telah tidur dengan laki-laki lain di salah satu ruangan sekretariat gereja saat aku menjadi panitia pariwisata yang diadakan gerejaku, Bapaknya Indira mengrebek kamar itu dan mendapatiku tengah mereguk kenikmatan bersama laki-laki lain. Sejak hari itu dia pergi entah kemana, tanpa kabar berita. Aku memang liar, tapi aku membungkus keliaranku dengan bersikap sok relegius, aktive di gereja sebagai tim paduan suara, rajin menenteng kitab suci kemana-mana, hapal di luar kepala ayat-ayat kitab suci.

Ciri-ciri fisikku yang mudah dikenali adalah mataku sipit, kulitku putih, tapi aku bukan keturunan Cina, aku sedikit agak gemuk, dengan pipi agak tembem, aku sangat suka memakai baju kebaya dan sarung untuk pergi ke gereja dan aku sangat suka memakai celana dan blus resmi untuk acara-acara tertentu.

O…ya keningku sudah sedikit berkerut, karena aku yang lahir pada tangal 22 Mei saat ini sudah berusia 43 tahun, cukup tua, tapi aku masih PD untuk beraksi mencari korban yang bisa aku ajak tidur dan mereguk kenikmatan dunia.
Akulah Paulina, aku seorang pelacur, tapi aku bukan wanita panggilan, karena aku tidak menerima panggilan untuk melayani tamuku, akulah yang memilih siapa yang bisa tidur denganku.


Penulis: Emily Wu
Cerita Pendek: Aku Pelacur, tapi Bukan Wanita Panggilan

Thursday, January 26, 2012

Cerahkan Hidup Dengan Mencintai Diri Sendiri

Motivasi Hidup - Ada beberapa orang yang terlalu memaksakan opini mereka. Beberapa dari kita begitu terpengaruh olehnya sehingga kita sulit mendengar kata hati kita sendiri.

Motivasi hidup mencintai diri sendiri

Lakukan hal berikut ini, agar Anda dapat mengembangkan kepercayaan diri, menunjukkan diri Anda yang sebenarnya, dan berhenti membenci diri sendiri.

1. Berhenti cemaskan pendapat orang lain
Berhenti cemaskan opini dan reaksi orang lain tentang hidup Anda. Mulailah bertanya pada diri sendiri, "Saat aku membuat suatu keputusan, apakah aku terlalu memikirkan pendapat orang lain atau apa yang aku rasakan?" Beri kesempatan pada diri Anda untuk menempati posisi pertama.

2. Lakukan, karena Anda ingin melakukan
Buang pikiran bahwa Anda melakukan sesuatu karena harus melakukannya. Semua hal akan lebih berjalan sempurna jika diniati dengan keinginan, bukannya keharusan.

3. Lepas topengnya
Jika selama ini Anda membentuk image untuk menjadi seseorang yang orang lain harapkan, dan Anda hidup di dalamnya, maka, segera tinggalkan sosok yang selama ini berpura-pura dan merasa tertekan. Jadilah diri sendiri, sehingga Anda menjadi individu baru yang bebas.

4. Kenali apa yang membuat Anda berbeda
Setiap orang lahir dengan sifat dan bakat yang berbeda. Mulai perhatikan pujian orang yang ditujukan pada Anda, karena mereka merujuk pada sifat atau bakat hebat pada diri Anda. Ketika telah menemukannya, asahlah dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang membuat Anda berbeda.

5. Apa yang membuat Anda bahagia?
Berhenti memikirkan pendapat orang lain tentang apa yang Anda sukai. Dan, mulailah berpikir apa yang bisa membuat Anda bahagia. Anda dapat mengingat pengalaman dan kejadian saja apa yang membuat pikiran Anda tenang, dan melakukannya lagi.

6. Kontrol amarah
Jadilah bos bagi amarah dan emosi berlebihan, dan pegang kendali atas semua itu. Jangan pernah biarkan kondisi itu mengontrol diri Anda.

7. "Apa yang aku lakukan itu benar"
Kita selalu tahu langkah terbaik apa yang mesti kita ambil. Jadi, kita tidak perlu bertanya ke sana ke mari tanpa tujuan yang tidak jelas. Buat komitmen dan langkah yang pasti, walaupun orang lain tidak menyukainya.

8. Ekspresikan pendapatmu
Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda akan suatu hal. Kenali lebih jauh apa yang Anda percayai, dan jangan pernah takut untuk menyampaikannya.

9. Biarkan orang lain melihat diri Anda
Biarkan teman, pasangan, dan keluarga melihat keceriaan, kelemahan, kesedihan, serta kekuatan yang Anda punya. Jika Anda menutupi emosi tersebut, sama saja Anda menyembunyikan jati diri. Semakin Anda membiarkan orang lain mengetahuinya, semakin percaya orang lain untuk berbagi tentang diri mereka.

10. Jangan pernah menyesal menjadi diri Anda
Sayangnya, dunia ini dipenuhi dengan berbagai macam orang, termasuk pengkritik yang suka mempermainkan dan merendahkan Anda. Jangan hiraukan apa yang mereka katakan. Anda berhak untuk menjadi diri Anda sepenuhnya dan jangan pernah menyesal akan itu. Be you!

Cerahkan Hidup dengan Mencintai Diri Sendiri

Nabi Idris dan Pedoman Hidup

Nabi Idris a.s adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith.

Nabi Idris a.s mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikut agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.


Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah:
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah memebawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahnyangmu.
4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya.
7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya.
8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehi, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atau nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

Nabi Idris dan Pedoman Hidup

Monday, January 23, 2012

Puisi Doaku Malam Ini

Doaku Malam Ini

Malam kian meninggi,
Fajar bersiap menanti pergantian,
Hawa dingin pun tak terelakkan,
Merasuk di setiap celah pori-pori kulitku.

Hati yang masih berteman sepi,
Tepiskan sejuta mimpi yang tertinggal,
Rasa sesal pun mulai merambah pikiran,
Sepenggal kisah masa lalu masih membekas.

Puisi Doaku Malam Ini

Ku rebahkan diri dalam kelelahan,
Berharap malam memberikan jawaban,
Ku pejamkan mata penuh resah,
Berharap esok menyinari jalanku.

Datanglah kau bahagiaku,
Dalam pencitraan mata dan kalbu,
Menjelmalah kau mimpi-mimpiku,
Jangan biarkan senja mendewasakanmu.

Puisi Doa Setulus Hati
Sajak Berdoa Sepenuh Jiwa

Sunday, January 22, 2012

Bumi Semakin Tua

Lelaki itu terlihat gelisah, menatap awan yang mulai berubah kelabu, dari balik jendela. Gerimis mulai berjatuhan membasahi tanah dan pepohonan di halaman rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu. Bau tanah basah yang menyerebak di udara, tidak mengurangi kegelisahannya. Bahkan semakin menjadi, ketika awan menumpahkan air yang tak sanggup lagi ditampungnya. Hujan turun dengan derasnya, membentuk tirai yang menghalangi pandanganya sedari tadi, pada hamparan sawah yang mulai menguning. Guratan kegelisahan semakin tampak diwajahnya.

Air mulai menetes dari atap jerami rumahnya, yang memang sudah lapuk dimakan cuaca. Selapuk harapannya pada panen yang sebentar lagi tiba. Ditengadahkan pandangannya sjenak pada atap rumahnya yang bocor, lalu kemudian melemparkan pandanganya kembali keluar sana. Pada hamparan padi yang mulai merunduk berisi bulir-bulir harapan untuk lumbungnya yang mulai terlihat kosong.


Pikiranya mengambang pada genangan air yang mulai terbentuk disana-sini. Teringat beberpa masa lampau, ketika hujan merupakan anugrah bagi dirinya dan bagi sebagian besar penduduk desa yang masih mempertahankan tradisi turun temurun. Ketika musim masih datang silih berganti dengan teratur, bukit yang masih ditumbuhi pepohonan, pupuk-pupuk kimia belum mencemari tanah, jalanan belum berubah menjadi aspal dan ketika rumah belum berubah jadi tembok-tembok beton  yang hanya di huni para lelaki dan anak-anak yang ditinggalkan istri-istrinya menjadi TKI di negeri orang. Memang, ketika musim sudah sulit ditebak, sungai yang kerap meluap ketika hujan datang.

Sebagian dari penduduk desa memutuskan untuk pergi meninggalkan desanya. Berdalih mencari penghasilan yang jauh lebih layak di negeri orang. Begitu juga dengan istrinya, meninggalkan dirinya dan anak semata wayangnya yang baru berumur 5 tahun ketika itu. Sebagian ada yang pulang dengan keberhasilan yang melimpah, namun sebagian lagi pulang denan cerita yang memilukan, bahkan ada yang pulang dengan peti mati. Termasuk istrinya, dengan diantar mobil jenazah dan seseorang yang mengaku perwakilan PJTKI, ia menerima jasad istrinya yang terbujur kaku dalam peti jenazah. Memang tersiar kabar sebelumnya, istrinya “terjatuh” dari lantai 10 apatemen tempatnya bekerja. Tapi Ia telah buang jauh-jauh peristiwa itu, kini ia kembali merenda kehidupan barunya bersama seorang janda beranak satu dari desa sebelah yang ia nikahi. ” Sebab seorang lelaki tidak bisa hidup sendiri tanpa seorang perempuan disampingnya” ungkapnya suatu ketika.

Hujan tak kunjung reda di luar sana, bahkan semakin lebat. Sudah hampir dua minggu hujan mengguyur desanya. Tanggul-tanggul irigasi mulai jebol, tak sanggup lagi menampung air sungai yang mulai meninggi permukaannya. Tak ada yang dapat ia perbuat, tatapannya nanar, menyaksikan sawah yang mulai berupa menjadi genangan air.

Bumi semakin renta, tak sanggup lagi menanggung beban curahan air yang turun dari langit bercampur airmata keluarga  dari para TKI yang pulang membawa cerita pilu dari negeri seberang.

by: Tepian Batanghari, 09 Juli 2010.
Bumi Semakin Tua

Thursday, January 19, 2012

Cerpen Ayanti

Cerpen Ayanti

Ayanti sudah tak lagi ingin menangis. Ia seperti telah kehabisan air mata. Ia kini mencoba ikhlas dan pasrah. Tangisan darah sekalipun takkan mengembalikan Sudigdo anaknya, Joyce menantunya, juga Magda dan Mega –dua cucu yang amat disayanginya.

Keempatnya telah terbang bersama angin dan iring-iringan awan yang lalu niskala di birunya langit, gumam Ayanti. Mungkin juga mereka telah lumat di balik debur ombak dan birunya laut. Tak ada yang tahu di mana jasad-jasad mereka kini. Tapi, Ayanti percaya arwah Sudigdo kini sedang berbincang dengan mentari, arwah Joyce bercengkerama dengan rembulan, serta arwah Magda dan Mega tengah bercanda dengan gemintang. Itu sebabnya setiap pagi Ayanti kerap membiarkan matahari melahap kulit rentanya. Itu sebabnya setiap malam wanita itu rela berlama-lama duduk di taman belakang rumah. Menikmati sinar rembulan yang kadangkala begitu redup. Memandangi kerlip bintang yang sesekali menghilang.

Tuhan lebih menyayangi mereka daripada aku, sehingga Dia berkenan memanggil mereka lebih dulu. Itulah gumamnya selalu. Dengan bibir yang kadang terlihat tak bergerak.


Kepasrahan itu mengaliri darah dan memenuhi pori-pori tubuh renta Ayanti begitu pagi tadi ia mendengar berita tentang penghentian upaya pencarian bangkai pesawat yang jatuh entah di belahan Bumi mana. Itu juga berarti berjuta penduduk negeri ini, tak ada satu pun yang akan tahu di mana keberadaan mereka. Entah terempas di kedalaman laut mana. Entah tersembunyi di belantara hutan mana. Suka atau tidak suka, mereka seolah dibiarkan hilang begitu saja. Ketakutan dan kekhawatiran yang hampir sebulan memenuhi rongga dadanya serta mendera batinnya kini benar-benar menjadi kenyataan. Bahwa sebagai ibu dan mertua dan nenek dari anak keturunannya, ia takkan lagi bisa bertemu mungkin sampai ia mati sekalipun. Ia bahkan tak lagi punya kesempatan untuk sekadar melihat jasad tanpa nyawa orang-orang yang selama ini memberinya arti hidup. Memberinya keceriaan.

Pada awalnya perempuan itu berharap keajaiban terjadi. Satu, dua, atau bahkan keempat orang yang dicintainya muncul di depan rumah. Apalagi sempat pula diberitakan koran dan tv bahwa ada 10 orang yang selamat. Tapi, harapan itu kemudian disirnakan oleh berita-berita yang simpang siur, makin simpang siur, dan kemudian benar-benar kabur. Dan, akhirnya semuanya menjadi jelas setelah muncul pernyataan penghentian pencarian korban dan bangkai pesawat.

Pada saat-saat seperti itu ia kerap terbayang wajah suaminya dan kerinduan pun menghentak-hentak dan mengoyak-oyak dadanya. Andaikan Mas Hartanto masih berada di sisinya dan mereka menikmati kerentaan berdua, ia mungkin masih punya senyum paling getir sekalipun sembari berbagi duka. Kini semua duka dan nestapa harus dimamah dan ditelannya seorang diri. Tak ada lagi tempat berbagi. Kecuali pembantu-pembantu rumah.

“Keturunanku habis sudah, Tin,” katanya lemah kepada pembantu yang baru saja meletakkan segelas air hangat di hadapannya. “Aku tak lagi punya penerus.”

Sutinah membiarkan kalimat itu meruap bersama hangatnya sinar matahari pagi dan kicau kutilang di dahan-dahan pepohonan angsana di pinggir jalan. Ia memang tak tahu harus mengatakan apa. Ia telah kehabisan kata-kata untuk menghibur majikannya. Lebih dari itu, sejujurnya Sutinah juga merasa amat kehilangan. Batinnya disesaki oleh kerinduan pada kecerewetan Non Magda dan Non Mega. Tak pernah ia menduga ciuman kedua gadis itu sebulan lalu menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir. Seumur hidup belum pernah ia dicium majikannya meski diakuinya hubungan mereka telah begitu dekat. “Biar kamu nggak cepet kangen. Soalnya kami kan mau pergi jauh,” kata Non Magda sebelum tubuh semampainya lenyap di balik kaca gelap mobil. Non Mega pun tersenyum lama sekali kepadanya. “Jaga Omaku ya,” katanya sambil menyibak rambut hitamnya dan kemudian menyusul kakaknya masuk ke dalam van.

Sutinah tak pernah berpikir pergi jauh itu sebagai kepergian selama-lamanya. Baginya, jarak Jakarta – Manado memang tak terbayangkan jauhnya. Apalagi naik pesawat terbang sampai berjam-jam.

“Kalau saja mereka mendengar kata-kataku, Tinah,” kata Ayanti memutus lamunan pembantunya, “mereka takkan celaka. Mimpiku terbukti jadi kenyataan.”

Sutinah mengingat dengan baik ketika perempuan di hadapannya ini menceritakan mimpinya sepekan sebelum keberangkatan tuannya bersama keluarga ke Manado. Tentang matahari yang tiba-tiba tertutup awan. Tentang bulan dan dua bintang yang tiba-tiba tertutup mendung hitam. “Mimpi yang aneh ya, Tin. Aku belum pernah bermimpi seperti itu,” katanya. “Dan, anehnya lagi, aku juga melihat sebuah bintang. Jauh sekali. Kelap-kelip seperti kunang-kunang di kejauhan. Meski mendung, bintang yang satu itu tetap menyala. Kamu pernah bermimpi seperti itu, Tin? Kamu tahu apa artinya?”

Sutinah dengan perasaan sangat menyesal menggelengkan kepalanya. Ia memang belum pernah bermimpi seseram itu.

“Kukira kau pernah bermimpi seperti itu. Dengan begitu kau bisa menjelaskan apa artinya,” kata wanita itu menyambung.
“Maaf, Bu,” sahut Sutinah dengan perasan tak enak. “Mudah-mudahan itu cuma kembang tidur seperti kata orang. Jadi, mungkin lebih baik tak usah terlalu dipikirkan.”
“Sekarang terbukti benar mimpiku, Tin,” perempuan itu menghela napas setelah meneguk teh hangat yang dibuatkan pembantunya. Kehangatan menjalari tubuhnya. Nafasnya terasa lebih longgar. “Itu sebabnya aku sempat melarang mereka berangkat hari itu. Firasatku tak enak. Ah, kalau saja mereka menurut. Atau kalau saja mereka tak berangkat bersama-sama.”

“Kau ingat ketika empat pohon adenium di pot-pot itu tiba-tiba meranggas sepekan sebelum anak dan cucuku berangkat, Tin?” Ayanti kembali bertanya. “Bagiku peristiwa itu tidak biasa. Bukan kebetulan. Batinku mengatakan itu penanda.” Ayanti diam sejenak. Menikmati embusan angin yang bertiup agak kencang. Pohon-pohon cemara emas dan cemara perak gemulai menari-nari. Bergoyang kiri-kanan. Wangi dedaunan rosemary membelai hidungnya. Segar sekali.

“Lalu, sehari sebelum mereka berangkat, burung murai batu kesayangan anakku pun tiba-tiba tak mau bernyanyi. Diam saja seperti berduka. Kau perhatikan tidak, Tin?”
“Iya, Bu. Saya pun heran. Padahal hampir setiap saat ngoceh terus.”
Ayanti tersenyum getir. Matanya nanar menatap ke seberang jalan. Pohon-pohon angsana terus menggoyangkan daun-daunnya. Suara kutilang tak lagi terdengar.
“Burung itu tidak sakit, Tin. Sehat sekali. Bulu-bulunya pun berkilau. Cokelat dan hitam. Lapar pun tidak. Sanijo tak pernah lupa memberinya jangkrik atau ulat bambu lima sampai enam ekor setiap pagi dan sore. Ia juga rajin memandikannya. Jadi, kenapa murai itu berhenti berkicau?”

Sutinah tak menjawab. Ia juga tahu pertanyaan itu memang tak untuk dijawab. Lagi pula, ia cuma ingin menjadi pendengar. Ia berharap dengan bicara seperti itu ibu majikannya ini terhibur. Beban duka batinnya terkurangi.

“Burung murai itu rupanya sudah membaui lebih dulu rencana besar Tuhan. Dia seolah tahu orang-orang yang selama ini merawat dan menyayanginya akan pergi untuk selama-lamanya. Firasatnya lebih tajam. daripada kita. Anugerah Tuhan.”

Sebuah sedan memasuki halaman rumah besar itu. Seorang anak muda muncul. Sambil melangkah hati-hati ia kemudian menyerahkan beberapa berkas surat kepada perempuan renta yang menghadiahinya dengan seulas senyum.

“Uang santunannya sudah dimasukkan ke rekening, Oma,” kata pemuda itu setelah sesaat mengamati Ayanti. Perempuan itu kembali menutupi dukanya dengan seulas senyum. “Saya langsung balik dulu, Oma. Masih ada sedikit urusan. Nanti sore saya kembali lagi. Untuk menemani Oma,” kata pemuda itu sembari berbalik.
“Mamamu baik-baik saja, Reno?” Ayanti bertanya, menghentikan langkah pemuda itu.
“Baik-baik saja, Oma. Cuma kadang-kadang saja menangis. Oma kan tahu, Mama dan Tante Joyce sangat dekat,” jawab pemuda itu. Suaranya terdengar berhati-hati.
“Ya, sudah. Hibur terus Mamamu, Ren. Jangan biarkan ia terus menangis. Seperti Oma ini. Relakan. Ikhlaskan. Mungkin sudah takdirnya.”
“Ya, Oma.”

Berikutnya Ayanti mengambil tangan pembantunya –sesuatu yang belum pernah dilakukannya sebelumnya— seolah ingin mencari kekuatan atau mungkin juga kehangatan. Dari tempatnya duduk Sutinah menatap ujung hidung Ayanti yang mancung dan selalu dikaguminya. Berbeda dengan hidungnya yang nyaris tak punya ujung lancip bahkan seperti datar karena tertutup dengan pipinya yang gembil.

“Yang aku butuhkan bukan uang santunan, Tinah,” katanya sambil membelai tangan Sutinah.

Pembantu itu tergugu. Wajah Magda dan Mega tiba-tiba melintas. Kata-kata mereka ketika menanyakan suvenir apa yang diinginkannya dari mereka berdua seperti baru saja terucap. Dengan sebelah tangannya yang tak tergenggam ia buru-buru menggosok matanya, menahan genangan air yang terasa mau tumpah. Ia tak ingin tanggul pertahanannya bobol.

“Tidakkah kau merindukan mereka, Tinah?”
“Tidak usah ditanya, Bu,” Sutinah akhirnya menyahut juga. Sekuat tenaga ia terus menahan pecah tangisnya.
Keduanya kemudian lama terdiam seperti menikmati hangatnya matahari pagi.
“Ah, aku tak lagi punya keturunan, Tinah. Habis sudah. Punah sudah. Keluarga Hartanto tak punya penerus,” Ayanti berkata dalam desah. “Digdo adalah anak kami satu-satunya.”
Sutinah tak berkata-kata.

***

Di suatu tempat, di sebuah rumah yang asri. Wulandari melipat koran pagi itu. Perempuan belia itu baru saja membaca berita tentang penghentian upaya pencarian pesawat terbang yang hilang bersama lebih dari 100 orang penumpangnya.

Sambil menatap kosong pada dedaunan mahoni di depan rumahnya, ia mengelus perutnya yang membuncit.
“Papa telah pergi untuk selamanya, sayang,” katanya seperti berbisik kepada bayi dalam kandungannya.

Lalu terbayang senyum suaminya, laki-laki yang menikahinya tanpa sepengetahuan istri pertamanya. “Aku akan pergi mengantar Magda dan Mega ke Bunaken. Joyce juga ikut. Jaga bayi kita selama aku tak ada. Ingat, dialah anak laki-lakiku satu-satunya. Dialah penerusku. Nama yang telah kusiapkan juga jangan sampai hilang,” katanya sehari sebelum keberangkatan.

Wulandari membuka tasnya dan menemukan secarik kertas berisi sebuah nama: Digdo Hartanto Air mata perempuan itu kembali mengalir. Bibirnya bergetar.

Penulis cerpen: Tanah Kusir, Maret 2007. Published by Aba Mardjani

Wednesday, January 18, 2012

Delapan Kado Terindah

Delapan Kado Terindah

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. Tidak hanya yang bersifat materi tetapi juga yang non-materi

Delapan Kado Terindah

Kehadiran
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita juga bisa hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadilah kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan anda dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa menangkap utuh apa yang bisa disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan manispun akan terdengar manis baginya.

Diam
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya ”ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah ”Kau bebasberbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertangung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Keindahan
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, andapun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

Tanggapan Positif
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi anda. Ingat-ingat pula, pernahkah anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan Mengalah
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila anda memikirkan hal ini, berarti anda siap memberikan kado ”kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?.

Tuesday, January 17, 2012

Syair Alami

Syair Alami

Hijau lepas memandang,
Daun dan pohon liar,
Burung biru melintas,
Ku tak tau namanya.

tapi indah … indah sekali
Oh indah… sampai ke hati

Syair Alami

Gunung tinggi menjulang,
Dingin menghembus tulang,
Burung kecil bernyanyi,
Ku tak kenal namanya.

tp merdu…..merdu sekali
oh merdu…sampai di hati

Bodohnya aku yang tak mengenal dan mengerti,
Sungguh bodohnya aku yang gak mau belajar bersahabat
dengan alam.

Angin bertiup pelan,
Serangga bersahutan,
Kupu hitam yang terbang,
Tak mengerti jenisnya.

tapi cantik … cantik sekali
Oh cantik … sampai di hati

Syair Alami By: Slank

Monday, January 16, 2012

Penyaliban atau Sandiwara Penyaliban

Kekurangan Bahasa
Setiap kata adalah gambaran baku dari apa yang diwakilinya. Jika kita mengambil satu kata dan merenungkannya, kita akan bisa melihat atau menggambarkannya dalam pikiran kita. Cobalah - "kapal", Anda akan melihat kapal dalam pikiran Anda, "tas tangan", Anda akan melihat tas tangan dalam pikiran Anda, "rokok", Anda akan melihat sebatang rokok dalam pikiran Anda. Tetapi kita berbicara lebih cepat sehingga kita bisa memahami kata-kata sebagai ide, pikiran dan konsep. Kata-kata adalah alat untuk menyampaikan pe-san. Makin banyak kata-kata, makin jelas dan mudah komunikasi. Tetapi kata-kata yang salah bisa merusak ide.

Bahasa CUL-DE-SAC
Bahasa Arab sangat kaya akan berbagai pikiran dan konsep spritual, sedangkan bahasa Inggris lebih kaya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi bahasa Inggris ini mengecewakan saya. Sepertinya tidak ada kata kerja untuk menggambarkan usaha yang belum selesai, contoh-nya:

1. Seorang laki-laki dibawa ke tiang gantungan, sebagai perampok dia dijatuhi hukuman mati, tetapi takdir mengatakan lain dan dia mendapat penangguhan hukumannya sebelum dia mati. Dua puluh tahun kemudian, orang ini meninggal karena tenggelam. Kita ingin satu kata kerja untuk menjelaskan pada kita apa yang telah terjadi - apakah orang ini "digantung" atau apa yang terjadi? Bukan tidak digantung. Kita hanya ingin satu kata kerja ...?
2. Seorang yang lain dibawa ke kursi listrik sebagai hukuman: Dia diikat di kursi, dan tombol kursi dinyalakan. Aliran listrik mengalir ke tubuh laki-laki ini tetapi kekuatan arus listrik ini tidak cukup kuat. Orang itu segar kembali dan sebelum aliran listrik yang lebih kuat lagi dihidupkan kembali dia mendapat penangguhan hukuman. Beberapa hari kemudian, laki-laki ini meninggal karena kecelakaan sepeda motor. Bagaimana akhirnya? Apa yang terjadi padanya di kursi listrik itu? Apakah dia dihukum mati dalam aliran listrik? Satu kata ...?
3. Yosephus, seorang ahli sejarah berkebangsaan Yahudi, mencatat dalam bukunya "Antiquities" (barang-barang antik), tentang penyaliban dimana dia ikut serta sebagai orang yang 'disalib' dan kemudian diturunkan dari kayu salib. Selamat! Apakah yang terjadi padanya di kayu salib? Apakah dia disalib? Seseorang yang tidak mati karena disalib, tetapi ada usaha untuk menyalibnya, apakah dia disalib? Satu kata ...?


Cerita Salib yang Berlimpah-limpah
Orang bisa saja mengatakan bahwa peristiwa di atas adalah kasus hipotesa. Tetapi kita sedang membuat sejarah. Lihat halaman 454, sebuah copy dari Weekend World tanggal 3 Agustus 1969. Mr Pieter Van der Bergh, seorang pengacara, "disalib" dengan "sukarela", hanya untuk mencari sensasi. Dia mengatakan bahwa dia ingin membuktikan bahwa "Seseorang bisa menguasai tubuhnya sendiri". Dia diletakkan di kayu salib dan menjalani semua proses penyaliban. Untuk mengalahkan penyaliban di Golgotha, dia memakai "sebuah paku 18 inchi yang menembus pahanya" (lihat gambar hal. 484). laki-laki ini masih hidup. Apakah dia disalib? Satu kata ...? tidak ada kata seperti itu dalam bahasa Inggris.

Ketika orang-orang Yahudi berulang-ulang meminta pada Pilatus - "Salib dia! Salib dia!" (lukas 23: 21, Yohanes 19: 6), maksud mereka bunuh dia di atas kayu salib - disalib. "bunuh" dia! Tidak hanya "dibawa" ke atas kayu salib! Dan jika setelah upacara tersebut, seperti pada Mr. Van der Bergh, laki-laki itu tidak mati karena disalib, apa yang akan Anda katakan tentang peristiwa ini? Apa kata kerja yang akan Anda gunakan jika Anda tidak mempunyainya dalam bahasa Anda?

Kekurangan Ganda
Seorang Afrika Selatan yang berbahasa Inggris dan teman-teman Amerikanya, mengakui (Dari buku - The IsIam Debate): "Jika kata menyalib hanya berarti membunuh di atas kayu salib, kita kehilangan kata kerja lain untuk meng-gambarkan kegiatan memancang di atas kayu, memalukan sekali. (mengapa mereka tidak menulis "menyalib" di dalam tanda kutip?) Mereka mengolok-olok saya untuk menutupi kekurangan dalam bahasa mereka dan ketidakmampuan untuk mencari kata yang cocok.

Dengan semua "yang ada dalam Roh Kudus", dunia Kristen telah gagal mencetak sebuah kata kerja yang sesuai untuk menggambarkan "keadaan ketika diikat di kayu salib". Segera, saya akan membawa mereka keluar dari kesalahan mereka, Insya Allah!, sebelum bab ini selesai. Jika orang Kristen berkata, "Jika kata menyalib hanya berarti membunuh ... , maka apa arti lain dari menyalib?

Kamus Oxford yang terkenal di seluruh dunia mendefinisikan menyalib sebagai membunuh dengan cara mengikat pada sebuah salib." (lihat pada hal. 448 untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas (fasten).

Para penulis The IsIam Debate (Perdebatan Islam) dari sekte "born-again" tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut, jadi saya akan mencoba menyelesaikannya bagi mereka!

"Penyaliban" Sekarang Hanya Untuk Sensasi
Selalu ada yang baru yang datang dari negeri Timur. Sekarang di Timur Jauh, seorang warga Philipina telah mengembangkan kegemaran baru tentang "penyaliban"! Mereka ingin mengikuti jejak Yesus, (lihat hal. 431). Suatu copy dari Sunday News di Daressalaam tanggal 3 May 1981, mela-porkan "penyaliban" ganda di Philipina. Paling tidak 7 kasus "penyaliban" dilaporkan oleh wartawan lokal. Mungkin ada lebih banyak lagi penyaliban yang luput dari wartawan. Di antaranya ada Luciana Reyes yang digambarkari sebagai "wanita pertama yang menjalani upacara ritual penyaliban!"

Penambahan yang baru dari penyaliban ini adalah bahwa tangan-tangan mereka dipaku di kayu salib.

Penyaliban Atau Sandiwara Penyaliban
Tak ada seorang pun yang mati karena "penyaliban"! (disalib). Satu di antara mereka pingsan. Laki-laki lain bangun dan merokok setelah tangannya diperban. Seorang pedagang keliling 'telah menjalani upacara (penyaliban) ini lima kali'. Laki-laki ini berjanji akan menjalani 'penyalibari' sebanyak 10 kali!

Hal ini kedengarannya seperti cerita bohong. Tetapi ada 25.000 saksi mata pada 4 peristiwa penyaliban di satu kota saja. Beberapa 'penyaliban' ini disiarkan 'langsung oleh TV'.

Dunia Kristen telah dikenal mengeksploitasi Yesus untuk mencari uang. Film tentang kehidupan Yesus telah masuk dalam rekor 'Box Office'. Mereka telah mempunyai "Sandiwara Kelahiran" dan "Sandiwara Minggu Suci", mengapa tidak membuat suatu 'Sandiwara Penyaliban?'

Reg Gratton, seorang koresponden Sunday News (lihat hal. 513 samping) telah menyelesaikan masalah "penyaliban" dengan memasukkan tanda kutip. Dia menggunakan kata-kata "penyaliban" dan "penyaliban-penyaliban" lima kali dalam artikelnya dan setiap kali kata ini digunakan maka ia menambahkan tanda kutip. Coba periksa kembali. Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa itu "dikatakan penyaliban", penambahan tanda kutip lebih tidak kentara dibanding kata "Dikatakan". Saya tidak menangkap maksudnya pada saat membaca artikel itu pertama kali. Bagaimana dengan Anda?

Anda bisa mencatat bahwa penulis yang lain telah mencegahnya dengan meletakkan kata seperti "Mati", "Telah Mati", dan "mayat" di dalam tanda kutip di halaman 455 dan 456. Sekarang Reg melakukan hal yang sama dengan "penyaliban"! karena kata "crucify = menyalib" telah menempel di tenggorokan setiap misionaris, maka haruskah kita menggunakan kata "crucifiction", cerita penyatiban sebagai penggantinya?

Penyaliban Atau Kisah Penyaliban?
Kita sekarang bisa mengatakan bahwa Pieter Van der Bergh (hal. 454) mengalami proses penyaliban dengan keras dan serius, tetapi dia tidak disalib seperti yang dikabarkan di koran, tetapi, dia dianggap telah disalib.

Lebih jauh, kita bisa katakan bahwa orang-orang Kristen di Philipina tidak melakukan penyaliban, tetapi mereka dianggap telah disalib. Tidak ada pertunjukan seperti yang mereka lakukan di film. Ini adalah kejadian nyata dan hanya kematian sesaat. Oleh karenanya, setiap pertunjukan dengan salib, dimana korban mencoba untuk menyamai apa yang dialami Yesus tetapi tidak benar-benar meninggal di kayu salib, kita bisa menyebutnya dalam terminologi yang tepat:
Crucifict sebagai pengganti Crucify - (verb / kata kerja)
Crucificted sebagai pengganti Crucificed - (verb / kata kerja)
Crucifiction sebagai pengganti Crucifixion - (noun / kata benda)

Penggunaan yang mudah dan simple dari kata-kata yang benar ini akan mematahkan "Salib" orang Kristen yang akan menemukan dirinya berada di Persimpangan Jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih. Dan jika kita sering menggunakan kata-kata ini, kita akan segera menemukannya dalam kamus Inggris di dunia ini.

Untuk terakhir, kami telah menerbitkan 350.000 copy untuk memasyarakatkan buku ini. Baca, pelajari dan bagikan untuk teman-teman dan musuh-musuh Anda demi kemenangan kebenaran. Amin.

Ambil yang Terbaik
"Setelah lebih dari 1.000 jam mempelajari ... "Penyaliban" penulis A Campus Crusade menerbitkan The Resurrection Factor (Faktor Kebangkitan kembali) yang menciptakan posisi badan yang lain bagi "Tuhan" dan "Juru Selamatnya"

Sekarang Anda Mempunyai Banyak Pilihan
1. Frogi-fiction seperti yang di.gambarkan di sini (seperti katak).
2. Staki-fiction seperti pada hal. 500 (dengan tiang pancang).
3. Cruci-fiction seperti di hal. 448.

Kata Penutup
Penyaliban Yesus Kristus sebagai satu-satunya faktor penyelamatan umat manusia dari dosa telah lama mengganggu fikiran saya, sejak pertemuan saya dengan murid-murid dan pendeta-pendeta misi Adam ketika saya berumur belasan tahun , Is the Bibble God's Word? (Apakah kitab Injil adalah Firman Tuhan?).

Sebagai orang muda yang mudah dipengaruhi, saya sangat kagum pada cara berbicara mereka dalam meyakinkan orang bahwa penyaliban adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dan sepertinya menghukum bagi orang-orang yang tidak mempercayainya.

Masalah penyaliban Yesus yang merupakan inti dari seluruh ajaran Kristen menjadi masalah yang serius dalam kajian saya. Saya sangat ingin mengetahui segala sesuatu mengenai hal itu dan mulai mempelajari sumbernya yaitu "Perjanjian Baru".

Secara jujur saya tidak mengharapkan orang bertanya pada saya tentang keyakinan saya sebagai Muslim berkenaan dengan penyaliban. Keyakinan saya adalah keyakinan Qur'an seperti yang dikatakan pada surat 4 ayat 157.

Saya ulangi dengan sungguh-sungguh bahwa kajian mengenai penyaliban dipercayakan pada saya oleh penganut Kristen yang mengaku dermawan dan pemberi selamat. Saya dengan serius menerima perhatian mereka dalam tulus, mempelajari dan meneliti secara objektif dengan menggunakan sumber mereka sendiri. Hasilnya, Anda pasti setuju, sangat mengherankan.

Saya ingin berterima kasih pada ratusan orang Kristen yang telah datang mengetuk pintu rumah saya dan mengetengahkan masalah ini pada saya.
Lanjutan
Selanjutnya, semua ini adalah hasil dari kajian dan riset yang saya lakukan bertahun-tahun dalam hidup saya.
AHMAD DEEDAT O1/O5/1994
----------
6 SUNDAY NEWS, May 3, 1981
DAR-ES-SALAAM

JESUS' FOOTSTEPS
By Reg Gratton

CHURCH Leaders are con-cerned by the increasing number of Filipinos submitting them-selves to Penitential whipping, beating and "crucifixion" in a reeanactment of Christ's suffering on the cross.

Flagellants, beating them-selves or being whipped till they bleed, are a common sight. in Asia's only Roman Catholic country during the holly week On Good Friday, at least seven cases of "crucifixion" were re-ported in the local press.

One of these was Luciana Reyes, a 23-year-old factory worker and the first woman, known to have performed the ritual.

The publicity generated by this year's events and their in-creasing attraction to local and foreign tourists have worried churchmen, some of whom have expressed their distante for the practice.

Jaime Cardinal Sin, Archbishop of Manila and leader of the church here, said he opposed this particular form of mortification and penance be-cause it is conducted publicly and it is possible that the peni-tents are motivated by pride and vainglory.

The church did not encour-age the practice nor could it forbit it he said, because morti-fication of the flesh can be good for the soul. - if the motivation is good.

Forms of penitential mortifi-cation go back through the cen-turies and are deeply rooted in the culture of the Philippines where 75 per cent of the popula-tion are Catholic.

"Flagellation was recorded in the Spanish Era", according to National Museum Assistant Di-rector Alfredo Evangelista. The idea of penance was implanted by them".

Oscar Gruz, Archbishop or Pampanga Diocese, just north of here where most of the crucifix-ions take place, said some fea-tures in the practice were not relegious.

There were "a good number of fanatical elements;' and "crucifixions" had some touristic flavour, he said.
"Crucifixion" where the penitent's hands are nailed to a wooden cross; is a recent addition to penitential custom in the Phil-ippines. The first cases to receive public notice occurred here in the late 1960s.

One reason for its inerease is that the danger of medical complications has been reduced to a minimum, according to Mosignor Teodoro Buhain; Assistant to the Secretary General of the Catho-lic Bishop's Conference of the Phitippines.

The "crucifixions", some shown live on television, have now become the climax of Eas-ter week in the Philippines. In some cases, they attract thou-sands of visitors to provincial towns where the atmosphere is a blend of carnival and deep mour-ning

The ceremony at Bacolor in Pampanga was typical. A proces-sion formed outside ihe town early On Good Friday morning with the flagellants in front followed by three men dragging huge wooden crosses.

When they reached their des-tination - a small church yard away from the centre of town -the flagellants beat their fellow- penitents on the arms and back

A little after midday the penitents were nailed to their crosses and raised up for about a minute.

One man fainted. After being removed from.the cross he had to be carried to a waiting bus. Another was up and smoking a cigarette. as soon as his hands were bandaged.

The group in the procession said they had been members of a criminal gang and wanted "to atone for the bad we did then, and to improve the prosperity of our families."

In the nearby town of San Femando, some 25.000 people, many of them tourists, watched as four men were nailed to Crosses in two separate ceremo-nies.

One of them Mario Bagtas, a 33-year-old vendor, had gone through the ritual for the fifth time and, like the bacolor peni-tents, he promised to return next year.

He said he had vowed to perform the "crucifixions" for 10 years after his wife recovered from cancer.
----------

NB:
Hanya sekedar berbagi pengetahuan, jangan dijadikan sebagai suatu alasan untuk memulai konflik.

Saturday, January 14, 2012

Manusia dan Kemunafikannya

Manusia dan Kemunafikannya

Mereka adalah bagian dari hidupmu,
Hadir mengalir dalam alunan waktu,
Tiada mungkin dapat kau pisahkan,
Walau mereka sering menenggelamkanmu.

Munafik

Saat kau menginjak keagungan,
Tiada letih mereka meninggikanmu,
Begitupun saat mereka menadah padamu,
Memohon belas kasih darimu.

Tapi kala kau jatuh terinjak,
Terhempas dalam kerasnya hidup,
Mereka tiada segan mencercahmu,
Tiada pula mengulurkan tangan padamu.

Itulah manusia,
Tercipta dalam kemunafikan,
Hanya dan pada siapa,
Itulah yang menodai hati manusia.

Puisi Tentang Kemunafikan
Syair Orang Munafik

Friday, January 13, 2012

Sosok Syeikh Yusuf al-Qaradawi

Inilah Sosok Tokoh Muslim Yang Menginspirasi Tahun 2011

Sederat nama mencuat. Mereka di antaranya adalah Syeikh Yusuf al-Qaradawi, ulama ternama dan Rashid Ganouchi, pemimpin partai Islam An-Nahda di Tunisia. Dua sosok ini bertengger di dua posisi teratas tokoh 2011 dalam jajak pendapat lama onislam yang dipublikasikan awal Januari 2012 lalu. para pemilih menilai, Qaradhawi dan Ganouchi memiliki kemampuan menggerakkan perubahan.


Dua tokoh yang telah sepuh itu tak kalah enerjiknya dibandingkan tokoh muda dan dijadikan sumber inspirasi dalam mengubah keadaan. Dalam keterangannya, laman ini menyatakan pemilihan bertujuan menunjukkan cendekiawan-cendekiawan Muslim yang memang berpengaruh. Lebih jauh, generasi muda Muslim mampu mencontoh teladan mereka.

Syaikh Yusuf al-Qaradhawi memuncaki "scholar of the year" ini. Ia adalah presiden International Union For Muslim Scholars (IUMS). Dukungannya terhadap berembusnya Arab Spring menjadi faktor utama ia memperoleh apresiasi yang tinggi. Melalui ucapan dan fatwanya, ia mendorong dan menyokong unjuk rasa yang mengumandangkan reformasi. Dan, tentu saja menjatuhkan kediktatoran dan rezim opresif.


Sikapnya sepanjang gelombang tuntutan perubahan politik dan lahirnya revolusi di Tunisia, Mesir, dan Libya mampu membakar semangat kelompok antipemerintah konsisten dalam perjuangannya. Dan akhirnya, revolusi itu pun menuai hasil. Syaikh Yusuf Qaradhawi pun tak gegabah dalam memberi anjuran, dengan syariah ia menekankan pada revolusi damai meski yang dihadapi adalah kelompok panguasa yang tiran.

Ia juga memperlihatkan dukungan penuhnya pada terwujudnya perubahan di Yaman dan Suriah. Di Yaman telah terjadi perubahan peta kekuasaan dan di Suriah kondisi masih belum banyak berubah. Di tambah, kontribusi kecendekiawanan Syaikh Yusuf Qaradhawi diterima secara luas oleh Muslim di seantero dunia. Ia dikenal sebagai pendiri European Council for Fatwa and Research (ECFR), di Dublin, Irlandia.

Lembaga ini mengkaji dan mengeluarkan fatwa bagi muslim yang hidup di Eropa. Sepanjang hidupnya, ia tak henti-hentinya mengembangkan konsep Islam yang moderat. Merebaknya angin perubahan di dunia Arab, juga membuat Ganouchi merasa terpanggil untuk turut serta di dalamnya. Ia yang merupakan anggota IUMS dan ECFR, juga mempunyai pandangan-pandangann moderat.

Nyatanya, partai yang dipimpinnya menangguk kemenangan gemilang dalam pemilu di Tunisia. Kini An-Nahda memimpin pemerintahan koalisi di Tunisia. Meksi memimpin partai Islam, ia tak secara kaku menerapkan hukum-hukum Islam. Ia menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.(Ferry Kisihandi)

Sumber: www.suaranews.com

Puisi Negeri Debu

Negeri Debu

Duka sebegitu tajam tergores di langit ini,
sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu,
juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu.

Sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu,
ini wilayah angin, bisik daun pada
sebutir debu. dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana,
kecuali rumah-rumah yang rebah
ditidurkan angin.

Negeri Debu

Sebatas mana rentang tanganmu ketika
gelombang memindahkan perahumu ke jalan raya?,
atau ketika langit jadi hitam oleh gerhana,
atau ketika sebuah menara bergeser karena gempa?

Kita akan kembali ke dalam keabadian
melalui liku-liku dalam riset waktu,
tak mudah kita menemukan ujung benang
dalam rajutan alam, tak mudah kita
memintal benang jadi gelas bagi air.

Puisi Negeri Debu By: Endang Supriadi

Thursday, January 12, 2012

12 SKS Melayang Percuma

Rasa sesak, galau, resah dan sejenisnya masih menaungi hati dan pikiranku. Betapa tidak, dalam kurun waktu dua hari, 12 SKS (Satuan Kredit Semester) ku melayang percuma, aku gag bisa mengikuti ujian akhir semester (uas). Ingin berteriak seteganya hingga mengecil nadaku, ingin berlari sekencangnya, hingga badan tiada mampu ku papah. Terkadang sejenak terlintas sesal, tapi ku coba untuk menepiskan karena ku sadar ini adalah hukuman, balasan dan mungkin juga karma bagiku.

Daftar kehadiranku (presensi) tidak mencukupi untuk mengikuti uas, dimana syarat mimimalnya adalah “80%” (patut dipertanyakan). Sedangkan presensi dari setiap mata kuliahku rata-rata 50%, tapi aku hanya tidak bisa mengikuti 4 mata kuliah. Aneh bukan?, tapi aku sedikit bersyukur daripada gag bisa ikut semuanya.


Mengetahui namaku terpampang di mading, daftar yang gag bisa ikut ujian, membuatku mencari cara untuk mengakalinya. Seperti biasa, seperti semester sebelumnya, alasan yang aku gunakan adalah surat sakit yang tentunya adalah palsu, yang aku dapat dari teman-teman. Namun, alhasil tidak bisa menyelamatkanku. Berbeda dengan semester sebelumya yang sangat mudah, semester ini terbilang sangat rumit kalau urusan presensi. Tapi yang sedikit membuatku kecewa adalah, kelompok mahasiswa tertentu dapat lolos dari jeratan presensi, ironis bukan?. “Ya, sudahlah”, nasi udah menjadi bubur, sekarang tinggal saatnya untuk introspeksi diri dan memperbaiki semuanya.

Kisah ini bermula ketika aku semakin tenggelam dalam pikiranku sendiri, berpikir sejauh mungkin tentang apa yang harus dan seharusnya aku lakukan dan aku pilih. Sebagi misal, aku sering berpikir bahwa daripada menghabiskan waktu di kampus, lebih baik aku menghabiskan waktu di depan laptop dan di warung kopi. Alasannya, yang paling utama adalah pola perkuliahan yang diterapkan sangat tidak sesuai dengan kriteriaku dan terkesan sangat membosankan. Selain itu, terlalu banyak noda fakultas dan kampusku yang sudah aku ketahui, yang membuatku semakin malas. Jadi secara umum, tingkat profesionalitas para dosen, sistem perkuliahan dan mekanisme kinerja fakultas dan kampus patut dipertanyakan.

Selanjutnya, keasyikan ngegame membuatku lupa waktu dan kewajiban. Jenis game yang paling aku suka adalah petualangan, seperti Dragon Age II, Devil May Cry 4 dll, dan strategi, seperti Football Manager 2012. Tapi, aku sangat menikmatinya biarpun aku bolos kuliah karena ngegame mampu meningkatkan pola pikir dan daya imajinasiku. Dan dalam sebulan ini, aku mulai meninggalkan kebiasaan ngegame dan lebih tertarik di dunia blog.

Alasan berikutnya yang paling parah adalah kebiasaan cangkruk di warung kopi. Pernahkan diantara kalian yang menghabiskan waktu 2-4 jam di warung kopi?, mungkin jawaban kalian tidak, itu sangat tidak penting dan tidak berguna. Berbeda denganku, dalam sehari aku biasanya menghabiskan rata-rata 5-8 jam. Alasan aku dapat bertahan lama nongkrong adalah aku mempunyai teman-teman yang menyenangkan, yang bisa diajak bercanda, bermain catur dan bermain kartu remi. Dengan bercanda, aku dapat melenturkan otot-otot sarafku yang kaku, dan dengan bermain catur dan remi, aku dapat mengasah otak dan meningkatkan mentalku. Asyik bukan?, daripada mendengarkan ceramah kosong dari dosen.

Faktor lain yang paling utama adalah aku sering meninggalkan kewajibanku dalam beribadah. Aku sering melalaikan sholat, hampir tidak pernah mengaji kecuali waktu tadarus dan aku sering tidak menjalankan amanah yang tertera dalam Qur’an dan Hadits. Semakin berdosanya aku, semakin menjauhnya agama dariku membuat jalan cahaya hidupku meredup.

Setelah membaca artikelku di atas, bagi para pemalas yang jarang kuliah mungkin sedikit setuju. Dan sebaliknya, mayoritas diantara kalian berpikir aku aneh dan rada gila. Itu benar, pola pikirku memang berbeda dengan orang lain pada umumnya, tapi ingatlah orang yang aneh belum tentu mempunyai mental yang terbelakang. Di artikel berikutnya, aku akan mencoba membahas tentang kriteria orang aneh.

Demikianlah, catatan dan curhatkuku hari ini tentang 12 SKS melayang percuma. Semoga dapat menjadi pengetahuan dan pembelajaran bagi kita semua.

Wednesday, January 11, 2012

Puisi Lagi Sedih

Lagi Sedih

Hari ini ku rasa perih menggores hati,
Segenap tawa terbungkam mati,
Sejuta asa terbunuh sepi,
Kaki pun terasa letih tuk berdiri.

Kemana harus ku langkahkan kaki,
Sederet jalan terasa berduri.
Dimana ku gapai hati nurani,
Di hulu dunia tiada ku temui.

Lagi Sedih

Hari ini pikiranku kalut,
Tertinggal di ujung maut,
Amarah di dada pun kian menyulut,
Tiada parasut, tanpa pembalut.

Pergilah sedihku bagai kentut,
Lepaslah pikiranku yang semrawut.
Ku akan kembali berlutut dan bersujud,
Dan takkan ku biarkan niatku surut.

Tuesday, January 10, 2012

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.

Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!

Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terfaknat, dan terhhnat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," begitu hadist berkata.

Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.

Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."

Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

By: La Tahzan Jangan Bersedih!

Puisi Orang-Orang Miskin

Orang-Orang Miskin

Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.

Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.

Puisi Orang-Orang Miskin

Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.

Bila kamu remehkan mereka,
di jalan  kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.

Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim.

Puisi Orang-Orang Miskin By: W.S. Rendra

Monday, January 9, 2012

Syair Bingkai Mimpi

Bingkai Mimpi

Dalam kepekatan mimpiku,
WajahMu tersembunyi.
Alam semesta, matahari, bintang, rembulan,
Semua datang sujud buatMu,
Menikam cinta paling dalam.

Dari sudut manakah gerangan,
Aku dapat segera mulai,
Melukiskan Engkau yang kasat mata namun ada.
Bahkan mengalir dalam darah,
Hidup t'lah kujanjikan buatmu

Bingkai Mimpi

Garis-garis aku satukan,
Menampilkan watak yang beringas.
Titik-titik aku kumpulkan,
Menampilkan rona geriap.

Terlalu jauh dari wajahMu,
Yang agung, teduh, dan kasih.
Kini kuyakini sepenuhnya Engkau tak mungkin kugambar,
Tinggal kumohon ampunanMu atas kelancangan mimpiku.

Dalam kesejukan nafasMu,
Aku khusyuk sembahyang,
Barangkali dapat kutafsirkan makna firmanMu,
Peluklah aku dalam damai,
Siramilah dengan cinta.

By: Ebiet G. Ade

Sunday, January 8, 2012

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya.

Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang saja?".

Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.

Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya kebiasaan seperti ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya.

Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangatjuga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.

Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli... betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!.

Kopi asin yang ada gunanya...

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.

Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin."

Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apapun.

Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya,saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam?.

Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."

Kadang Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat Anda tentang seseorang itu bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.

sumber: ebookdahsyat

Saturday, January 7, 2012

Puisi Hujan Datanglah

Hujan Datanglah


Hujan datang, sirami raut wajahku dari mimpi-mimpiku,
Sadarkanku bahwa siang beranjak pergi.
Hujan datang, tawarkan selimut hati,
Mengekang raga, menahan langkahku.

Hujan, janganlah kau pergi,
Aku masih rindu alunan nada-nadamu.
Hujan, tetaplah kau disitu,
Aku masih belum siap melihat dunia.

Hujan, bergemurulah,
Hingga tiada deru nafas tiada arti.
Hujan, menangislah keras,
Hingga tiada hatiku bersedih.

Ini adalah keindahan, tapi juga tangisan.
Selaksa berjalan di lorong hitam tanpa harapan.
Ini adalah senjaku, hujanku dan duniaku,
Temaram senja yang selalu ku nanti.

Friday, January 6, 2012

Syair Malahayati

Malahayati

Ketika semua tangan terpaku didagu,
Ragu untuk memulai segala yang baru,
Lirih terdengar suara ibu,
Memanggil jiwa untuk maju.

Dari tanahmu hei Aceh,
Lahir perempuan perkasa,
Bukan hanya untuk dikenang,
Tapi dia panglima laksamana jaya,
Memanggil kembali untuk berjuang.

Syair Malahayati

Dia Perempuan Keumala,
Alam semesta restui,
Lahir jaya berjiwa baja,
Laksamana Malahayati,
Perempuan ksatria negeri.

Tinggal kubur kini hening sepi menanti,
Langkah langkah baru tunas pengganti,
Hei Inong Nanggroe bangkitlah berdiri,
Di tanganmu kini jiwa anak negeri,

Dia Perempuan Keumala,
Alam semesta restui,
Lahir jaya berjiwa baja,
Laksamana Malahayati,
Perempuan ksatria negeri.

by: Iwan Fals

Malam-Malamku

Malam-Malamku

Pagi terlampau tanpa warna,
Siang terlewati tanpa rasa,
Sore yang tertinggal, mengajakku berdansa.

Senja mulai memudar, terurai malam dalam penantian,
Senja tiada cerah, tertutup mendung dalam ketakutan.
Soreku hilang bersama angan.

Malam-Malamku

Malam pun menjemputku,
Merayuku dalam kebahagiaan semu,
Kebahagiaan yang kian melilitku dalam kaedah kegagalan.

Biarlah,...
Ku biarkan hati menuai tawa,
Ku lepaskan beban yang menghantui pikiranku,
Hingga ku rasakan letih dan sesak dalam penyesalan.

Yang Lalu Biar Berlalu

Yang Lalu Biar Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!.

Sumber: La Tahzan (Jangan Bersedih !)

Wednesday, January 4, 2012

Hakekat Kebohongan dan Kiat-Kiat dalam Berbohong

Cuaca mendung masihlah nampak di mata, awan putih pertanda hujan akan turun lama. Hujan yang sempat reda, kini mulai terdengar lagi di telinga. Ya sudahlah, toh aku juga gag bernjak kemana-mana, gumamku dalam hati. Sejenak ku menatap kosong dan terlintas di benakku untuk menulis sedikit pengalaman tentang hakekat kebohongan dan kiat-kiat dalam berbohong, terutama dengan dalih demi kebaikan.

Siapa sih yang gag pernah berbohong dan dibohongi?, tentu kita semua pernah merasakannya. Banyak di antara mereka berdalih bahwa mereka berbohong demi kebaikan, dengan tujuan agar hati kita tidak tersakiti. Namun, bagaimana jika kita mengetahuinya?, pasti amarah kita akan meluap karena pada dasarrnya semua orang tidak suka dibohongi dan ditipu. Nah, untuk mengetahui ciri-ciri orang yang berusaha membohongi kita dan bagimana mengantisipasinya, berikut ini aku akan coba memaparkannya berdasarkan pengalaman pribadi.

Ciri-ciri pembohong:
1. Lihat dan perhatikan dengan seksama bagaimana ia bersikap saat berusaha membohongi kita. Biasanya orang yang tidak terbiasa berbohong, gerak-gerik/ sikapnya agak kaku dan serba salah. Berbeda dengan orang yang sudah terbiasa berbohong, dengan santainya ia bertutur kata.
2. Dengarkan dengan seksama dengarkan rangkaian kata yang diucapkannya. Bagi orang yang bodoh dalam berbohong, alasan yang digunakan biasanya tidak rasional/ kurang masuk akal. Bagi orang yang jarang berbohong, rangkaian kata yang dituturkannya tidak tertata dengan rapi, loncat sana-sini. Sedangkan bagi orang mahir dalam berbohong, biasanya ia memberikan alasan dengan sangat baik dan mendekati sempurna.
3. Kebanyakan para pembohong memberikan banyak alasan, biarpun kita tidak menanggapinya.

Cara mengantisipasi alasan si pembohong:
1. Tanggapilah alasan yang digunakan dalam berbohong tadi dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait, minimal tiga. Pada pertanyaan yang pertama, tanyakan hal-hal yang wajar/ biasa tentang alasannya. Pertanyaan kedua, tanyakan hal-hal lain yang sedikit terkait dengan alasannya. Yang ketiga, tanyakan hal-hal yang menunjukkan bahwa anda seakan-akan tidak percaya.
2. Bersikaplah acuh tak acuh/ cuek saat mendengarkan pembicaraannya, sambil jarang-jarang menanggapinya dengan beberapa kata saja. Maka, biasanya si pembohong akan terus berusaha meyakinkan kita dan semakin lama biasanya alasannya terdengar membosankan.v
Adapun cara mengatasi/ solusi agar kita tidak gampang marah saat mengetahui kita dibohongi adalah biasakan bersikap santai dan tenang. Kita juga harus mengenali orang-orang di sekitar kita, siapa-siapa saja yang termasuk dalam kategori orang yang jarang berbohong dan orang yang sering berbohong. Kalau kita berbicara kepada seorang pembohong, biasakan percaya 30-60% saja pada setiap perkataannya, agar nanti ternyata kalau kita dibohongi, kita tidak sampai sakit hati.

Sekian dulu pengalaman dari catatan harianku tentang hakekat kebohongan dan kiat-kiat dalam berbohong, semoga mulai detik ini anda tidak menjadi orang yang gampang dibohongi. Namun, bagi yang membaca artikel ini, jangan digunakan untuk meingkatkan kualitas anda dalam berboong.

Tuesday, January 3, 2012

Puisi Hasrat yang Terendap

Hasrat yang Terendap

Pada ranum wajahmu,
Aku ta' tau musim apa di matamu.

Pada bugar dedaunanmu,
Aku ta' mengerti apa yang tersimpan di akarmu.

Pada liat cintamu,
Aku ta' paham kelindan nasibku.

Karena Ampunan,
Bukan noktah, bukan zarah,
Aplagi larutan maghrib yang tertumpah.

Maka gegar laparku adalah benalu,
Sembunyi ke lain sisi dunia,
Seperti aib dan porak bahasa,
yg ta' pernah ketemu kamusnya.

Pada kenyal dzatmu,
Mengalir deras sungai darahku.


by: Moch. Ruchan BS9

Monday, January 2, 2012

Kisah Berkah dari Membaca Basmalah

Sebagi seorang muslim, kita dianjurkan untuk membaca basmalah dalam setiap melangkah dan bertindak. Dalam salah satu hadist Rasulullah SAW, “Bacalah nama Allah SWT, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu” (Muttafaqun Alaih).

Secara pribadi, dalam beberapa tahun ini, aku jarang sekali mengucapkan bismillah dalam setiap aktifitasku, baik pada awal maupun akhir tindakan. Kalaupun terucap, pastilah hanya ketika aku sedang dalam keadaan susah atau saat hendak berkendara, dan sesekali saat akan makan. Sungguh berdosa, sungguh lalai diriku sebagai seorang Muslim.

Nah, bagaimana dengan anda. Seperapa seringkah anda mengucapkan basmalah dalam sehari?, Seberapa pentingkah mengucapkan basmalah?, semoga saja anda termasuk orang yang taat beragama. Berikut ini adalah sebuah kisah teladan berkah membaca bismillah, yang aku tulis ulang dari sebuah wacana berbahasa Malaysia yang ada di laptopku, tak tau darimana sumbernya.

Basmalah

Kisah Berkat di Sebalik Membaca Bismillah
Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan. Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya. Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata: "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu." Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan wang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku wang yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan." Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.

Kisah teladan tadi semoga menjadikan kita tuk membiasakan diri mengucapkan basmallah, sehingga kita menjadi kaum yang bertaqwa, amin.

Puisi Hidup Baru

Hidup Baru

Kehidupan hadir saat Rabb mengizinkan kita menatap dunia ini,
Bahkan Negara kita menganggap kita sudah ada sejak dalam rahim Bunda.
Tapi mengapa begitu banyak orang yang menuturkan ucapan 'hidup baru'?,
Apakah mereka hidup kembali, terlahir dari titik vital seorang wanita.

Ketika sepasang kekasih mengikatkan diri pada janji suci, terurai lantunan 'selamat menempuh hidup baru'.
Saat malam pergantian tahun baru masehi, berterbangan sms bertema 'selamat menempuh hidup baru'.
Kala seseorang mencoba bangkit dari kesulitan dan kesengsaraan, dalam benaknya berkata 'untuk menjalani kehidupan yang baru'.
Dan bahkan, saat seseorang meberi petuah dan nasehat kepada orang lain, terkadang dia menyelipkan frase 'hidup baru'.

Hidup baru,
Sebuah frase yang tidak digunakan pada tempatnya,
Sederet kata yang dirangkaikan padanya tidak dapat dijelaskan secara rasional.
Ataukah aku yang terlalu over thinking?.

Sunday, January 1, 2012

Pembuka Blogku (intro)

Saat ku terbangun tuk kedua kalinya, mataku terasa bingar, terpanah sinar mentari yang menyelinap dari celah pintu kamrku. Ngilu dan kepala terasa berat, itu sudah pasti tapi tetap ku paksa tuk berbaring lagi. Namun, tak lama kemudian, nada dering hapeku kembali membangunkanku, aaah sial, gerutuku dalam hati. Tak ku pedulikan, ku hanya memandang tembok kamarku dan mendengarkan dengan seksama lagunya. Sebuah lagu dari salah satu grup band indie lulusan akademi L.A Lights Indiefest, dialah Gerbang dengan hitsnya yang berjudul Cerpen.

Alunan musiknya terasa sederhana, begitupun kata-kata yang terangkai, tapi tentramkan hati. Sesaat nadanya berhenti, aku pun bergegas menegakkan kaki, menyambut dunia yang terkadang membosankan. Ku minum segelas air mineral tuk segarkan organ-organ tubuhku yang terasa kering, setelahnya ku sulut sebatang rokok mini tuk menetralisir pikiranku dan tidak lupa secangkir kopi pahit menemani. Ku hirup dalam rokokku, ku keluarkan dengan santai layaknya sesorang yang sedang yoga. Itulah salah satu sisi positif dari merokok, menurut salah seorang temanku.

Semenit berselang, ku nyalakan laptopku, menjelajah dunia maya, menelusuri ilmu, pengetahuan dan pembodohan. Terlintas di benakku tuk membuat sebuah blog, berbagi cerita tentang pasang-surut hidupku, tentang bagimana ku hidup sebagi makhluk sosial, dan meneruskan hobi membuat puisi yang sempat ku tinggalkan.

Okelah, dengan ini ku putuskan untuk membuat blog Arti Kehidupan dan secara resmiakan dilaksanakan mulai detik ini. Tuk Tuk (suara palu pak hakim)


Lirik Gerbang-Cerpen
Kuhirup udara pagi ini
Dan hangat sinar mentari
Kicauan burung-burung
Kuucapkan selamat pagi

Kulangkahkan kaki kecilku
Susuri hari yang baru
Dengan segelas kopi susu
Dan nikmatnya roti sumbu

Lalu aku bergegas mandi
Ridak lupa menggosok gigi
Cukur kumis jenggotku yang tak karuan
Biar tampak rapi

Ku kenakan kemeja putihku
Clana hitam dasi kupu kupu
Sepatu dari kulit lembu
Setelan pas untuk seleraku

Ku pacu sepeda motor tuaku
Alon alon sing penting mlaku
Ra sah ngece ra usah ngguyu
Yo wis ben wae iki karepku

Beginilah hari hariku
Biar kamu kamu semua tau
Esok lusa kalau kita bertemu
Coba sapa aku

Beginilah hari hariku
Biar kamu kamu semua tau
Esok lusa kalau kita bertemu

Coba sapa aku

Coba sapa aku