Warung Bebas

Tuesday, April 3, 2012

CerMin: Istriku Tercinta

Istriku Tercinta

Istriku Tercinta

Istriku Tercinta membuatkanku segelas susu, meletakkannya di samping novel 'orange girls' yang belum tuntas terbaca semalam. Sementara itu aku masih terlelap, matahari sudah mulai menanjak naik menghangatkan pohon-pohon, membangunkan burung-burung, dan menguapkan butir-butir embun yang menetes pada dedauanan dan rumput-rumput hijau di depan rumah kami yang sederhana.

Seperti biasa, aku terlambat menyambut mentari yang sangat pagi, karena entah kenapa malam selalu mengajakku bercengkerama, berdiskusi dengan sekian banyak imajinasi yang terpikirkan tentang berita-berita TV yang selalu mengulang hal yang itu-itu saja, tentang film, tentang utopia, tentang harapan yang sampai detik ini belum juga kusulam dari sisi mana, tepatnya belum kumulai sama sekali, dan yang paling kuat memeluk sisi intuisi adalah cinta dari perempuan yang membuatkanku segelas susu.

Aku terbangun dari mimpi-mimpiku, memang pemalas, dan dia menata beberapa buku yang terbongkar di rak kecil itu. Novel orange girls di letakkannya pada tempat paling atas, dia tahu dan sangat paham buku itu belum usai aku baca. Dia menjaga setiap apa yang kusenangi, setial hari seolah-olah mencatat dalam pikiranya setiap aktivitas yang bisa membuat jiwa ini tersenyum, perempuan kerap memang menjadi pelengkap dari sisi kerumitan lelaki pun sepertiku.

Sementara aku mencari cahayaku dari setiap buku yang ditulis oleh siapa saja karena aku yakin sebuah tulisan atau karya apapun pasti menyimpan sebuah renungan, sebuan telaah, dan sebuah eksplorasi kontempalasi manusia akan sesuatu, sesuatu yang pada akhirnya lahir dan menuju manusia sendiri. Para ibu, seperti juga dia selalu mendongengkan kepada putra-putrinya tentang sebuah dunia, di dalamnya ada seni, politik, kejahatan, retorika, buah strawberry, coklat dan tentang dunia yang semakin tua dan renta. Dunia ibarat seorang kakek yang tak pernah dewasa, sangat kekanak-kanakan.

Istriku Tercinta pict

Aku menjalani siang tadi seperti biasa, kebanyakan jiwaku dikendalikan oleh sesuatu yang bising, itulah sebabnya semua itu kerap membuat kita kelelahan. Tak banyak yang bisa diperbuat di dunia yang memang hanya merangkak.

Hanya Cinta yang bisa membuat kita terduduk, menatap langit yang luas di atas sana. Kuperhatikan, cinta yang istriku berikan seperti harapan yang terlihat pada putriku yang gemar mencoret dinding-dinding kamar. Dia memberiku kebebasan tapi menjeratku dengan kasihnya hingga tak pernah lepas.

Cerita Mini: Istriku Tercinta

0 comments em “CerMin: Istriku Tercinta”

Post a Comment